Saturday, October 8, 2016

Cara kerja sistem AC ruangan 
Oleh: Tim ASTRO 4 

komentar Bagaimana cara kerja sistem AC sehingga mampu memberikan efek pendingin dalam ruangan Anda? AC alias Air Conditioner alias Pengkondision Udara merupa2kan seperangkat alat yang mampu mengkondisikan ruangan yang kita inginkan, terutama mengkondisikan ruangan menjadi lebih rendah suhunya dibanding suhu lingkungan sekitarnya. Seperangkat alat tersebut diantaranya kompresor, kondensor, orifice tube, evaporator, katup ekspansi, dan evaporator dengan penjelasan sebagai berikut :

 Kompresor : 
 Kompresor adalah power unit dari sistem sebuah AC. Ketika AC dijalankan, kompresor mengubah fluida kerja/refrigent berupa gas dari yang bertekanan rendah menjadi gas yang bertekanan tinggi. Gas bertekanan tinggi kemudian diteruskan menuju kondensor. 

 Kondensor : 
 Kondensor adalah sebuah alat yang digunakan untuk mengubah/mendinginkan gas yang bertekanan tinggi berubah menjadi cairan yang bertekanan tinggi. Cairan lalu dialirkan ke orifice tube.

 Orifice Tube : 

 di mana cairan bertekanan tinggi diturunkan tekanan dan suhunya menjadi cairan dingin bertekanan rendah. Dalam beberapa sistem, selain memasang sebuah orifice tube, dipasang juga katup ekspansi. 


Katup ekspansi : 
 Katup ekspansi, merupakan komponen terpenting dari sistem. Ini dirancang untuk mengontrol aliran cairan pendingin melalui katup orifice yang merubah wujud cairan menjadi uap ketika zat pendingin meninggalkan katup pemuaian dan memasuki evaporator/pendingin

 Evaporator/pendingin : 
 refrigent menyerap panas dalam ruangan melalui kumparan pendingin dan kipas evaporator meniupkan udara dingin ke dalam ruangan. Refrigent dalam evaporator mulai berubah kembali menjadi uap bertekanan rendah, tapi masih mengandung sedikit cairan. Campuran refrigent kemudian masuk ke akumulator / pengering. Ini juga dapat berlaku seperti mulut/orifice kedua bagi cairan yang berubah menjadi uap bertekanan rendah yang murni, sebelum melalui kompresor untuk memperoleh tekanan dan beredar dalam sistem lagi. Biasanya, evaporator dipasangi silikon yang berfungsi untuk menyerap kelembapan dari refrigent.

 Jadi, cara kerja sistem AC dapat diuraikan sebagai berkut :1 




Kompresor yang ada pada sistem pendingin dipergunakan sebagai alat untuk memampatkan fluida kerja (refrigent), jadi refrigent yang masuk ke dalam kompresor dialirkan ke condenser yang kemudian dimampatkan di kondenser. 

 Di bagian kondenser ini refrigent yang dimampatkan akan berubah fase dari refrigent fase uap menjadi refrigent fase cair, maka refrigent mengeluarkan kalor yaitu kalor penguapan yang terkandung di dalam refrigent. Adapun besarnya kalor yang dilepaskan oleh kondenser adalah jumlahan dari energi kompresor yang diperlukan dan energi kalor yang diambil evaparator dari substansi yang akan didinginkan. 

 Pada kondensor tekanan refrigent yang berada dalam pipa-pipa kondenser relatif jauh lebih tinggi dibandingkan dengan tekanan refrigent yang berada pada pipi-pipa evaporator. 

 Setelah refrigent lewat kondenser dan melepaskan kalor penguapan dari fase uap ke fase cair maka refrigent dilewatkan melalui katup ekspansi, pada katup ekspansi ini refrigent tekanannya diturunkan sehingga refrigent berubah kondisi dari fase cair ke fase uap yang kemudian dialirkan ke evaporator, di dalam evaporator ini refrigent akan berubah keadaannya dari fase cair ke fase uap, perubahan fase ini disebabkan karena tekanan refrigent dibuat sedemikian rupa sehingga refrigent setelah melewati katup ekspansi dan melalui evaporator tekanannya menjadi sangat turun. 

 Hal ini secara praktis dapat dilakukan dengan jalan diameter pipa yang ada dievaporator relatif lebih besar jika dibandingkan dengan diameter pipa yang ada pada kondenser. 

 Dengan adanya perubahan kondisi refrigent dari fase cair ke fase uap maka untuk merubahnya dari fase cair ke refrigent fase uap maka proses ini membutuhkan energi yaitu energi penguapan, dalam hal ini energi yang dipergunakan adalah energi yang berada di dalam substansi yang akan didinginkan. 

 Dengan diambilnya energi yang diambil dalam substansi yang akan didinginkan maka enthalpi [*] substansi yang akan didinginkan akan menjadi turun, dengan turunnya enthalpi maka temperatur dari substansi yang akan didinginkan akan menjadi turun. Proses ini akan berubah terus-menerus sampai terjadi pendinginan yang sesuai dengan keinginan. 

 Dengan adanya mesin pendingin listrik ini maka untuk mendinginkan atau menurunkan temperatur suatu substansi dapat dengan mudah dilakukan. 

 Perlu diketahui : Kunci utama dari AC adalah refrigerant, yang umumnya adalah fluorocarbon 
[**], yang mengalir dalam sistem, menjadi cairan dan melepaskan panas saat dipompa (diberi tekanan), dan menjadi gas dan menyerap panas ketika tekanan dikurangi. Mekanisme berubahnya refrigerant menjadi cairan lalu gas dengan memberi atau mengurangi tekanan terbagi mejadi dua area: sebuah penyaring udara, kipas, dan cooling coil (kumparan pendingin) yang ada pada sisi ruangan dan sebuah kompresor (pompa), condenser coil (kumparan penukar panas), dan kipas pada jendela luar. Udara panas dari ruangan melewati filter, menuju ke cooling coil yang berisi cairan refrigerant yang dingin, sehingga udara menjadi dingin, lalu melalui teralis/kisi-kisi kembali ke dalam ruangan. Pada kompresor, gas refrigerant dari cooling coil lalu dipanaskan dengan cara pengompresan. Pada condenser coil, refrigerant melepaskan panas dan menjadi cairan, yang tersirkulasi kembali ke cooling coil. Sebuah thermostat 

[***] mengontrol motor kompresor untuk mengatur suhu ruangan. 

 [*] Entalphi adalah istilah dalam termodinamika yang menyatakan jumlah energi internal dari suatu sistem termodinamika ditambah energi yang digunakan untuk melakukan kerja.

 [**] Fluorocarbon adalah senyawa organik yang mengandung 1 atau lebih atom Fluorine. Lebih dari 100 fluorocarbon yang telah ditemukan. Kelompok Freon dari fluorocarbon terdiri dari Freon-11 (CCl3F) yang digunakan sebagai bahan aerosol, dan Freon-12 (CCl2F2), umumnya digunakan sebagai bahan refrigerant. Saat ini, freon dianggap sebagai salah satu penyebab lapisan Ozon Bumi menajdi lubang dan menyebabkan sinar UV masuk. Walaupun, hal tersebut belum terbukti sepenuhnya, produksi fluorocarbon mulai dikurangi. 

 [***] Thermostat pada AC beroperasi dengan menggunakan lempeng bimetal yang peka terhadap perubahan suhu ruangan. Lempeng ini terbuat dari 2 metal yang memiliki koefisien pemuaian yang berbeda. Ketika temperatur naik, metal terluar memuai lebih dahulu, sehingga lempeng membengkok dan akhirnya menyentuh sirkuit listrik yang menyebabkan motor AC aktif/jalan.

Cara kerja sistem AC

Cara kerja sistem AC ruangan 
Oleh: Tim ASTRO 4 

komentar Bagaimana cara kerja sistem AC sehingga mampu memberikan efek pendingin dalam ruangan Anda? AC alias Air Conditioner alias Pengkondision Udara merupa2kan seperangkat alat yang mampu mengkondisikan ruangan yang kita inginkan, terutama mengkondisikan ruangan menjadi lebih rendah suhunya dibanding suhu lingkungan sekitarnya. Seperangkat alat tersebut diantaranya kompresor, kondensor, orifice tube, evaporator, katup ekspansi, dan evaporator dengan penjelasan sebagai berikut :

 Kompresor : 
 Kompresor adalah power unit dari sistem sebuah AC. Ketika AC dijalankan, kompresor mengubah fluida kerja/refrigent berupa gas dari yang bertekanan rendah menjadi gas yang bertekanan tinggi. Gas bertekanan tinggi kemudian diteruskan menuju kondensor. 

 Kondensor : 
 Kondensor adalah sebuah alat yang digunakan untuk mengubah/mendinginkan gas yang bertekanan tinggi berubah menjadi cairan yang bertekanan tinggi. Cairan lalu dialirkan ke orifice tube.

 Orifice Tube : 

 di mana cairan bertekanan tinggi diturunkan tekanan dan suhunya menjadi cairan dingin bertekanan rendah. Dalam beberapa sistem, selain memasang sebuah orifice tube, dipasang juga katup ekspansi. 


Katup ekspansi : 
 Katup ekspansi, merupakan komponen terpenting dari sistem. Ini dirancang untuk mengontrol aliran cairan pendingin melalui katup orifice yang merubah wujud cairan menjadi uap ketika zat pendingin meninggalkan katup pemuaian dan memasuki evaporator/pendingin

 Evaporator/pendingin : 
 refrigent menyerap panas dalam ruangan melalui kumparan pendingin dan kipas evaporator meniupkan udara dingin ke dalam ruangan. Refrigent dalam evaporator mulai berubah kembali menjadi uap bertekanan rendah, tapi masih mengandung sedikit cairan. Campuran refrigent kemudian masuk ke akumulator / pengering. Ini juga dapat berlaku seperti mulut/orifice kedua bagi cairan yang berubah menjadi uap bertekanan rendah yang murni, sebelum melalui kompresor untuk memperoleh tekanan dan beredar dalam sistem lagi. Biasanya, evaporator dipasangi silikon yang berfungsi untuk menyerap kelembapan dari refrigent.

 Jadi, cara kerja sistem AC dapat diuraikan sebagai berkut :1 




Kompresor yang ada pada sistem pendingin dipergunakan sebagai alat untuk memampatkan fluida kerja (refrigent), jadi refrigent yang masuk ke dalam kompresor dialirkan ke condenser yang kemudian dimampatkan di kondenser. 

 Di bagian kondenser ini refrigent yang dimampatkan akan berubah fase dari refrigent fase uap menjadi refrigent fase cair, maka refrigent mengeluarkan kalor yaitu kalor penguapan yang terkandung di dalam refrigent. Adapun besarnya kalor yang dilepaskan oleh kondenser adalah jumlahan dari energi kompresor yang diperlukan dan energi kalor yang diambil evaparator dari substansi yang akan didinginkan. 

 Pada kondensor tekanan refrigent yang berada dalam pipa-pipa kondenser relatif jauh lebih tinggi dibandingkan dengan tekanan refrigent yang berada pada pipi-pipa evaporator. 

 Setelah refrigent lewat kondenser dan melepaskan kalor penguapan dari fase uap ke fase cair maka refrigent dilewatkan melalui katup ekspansi, pada katup ekspansi ini refrigent tekanannya diturunkan sehingga refrigent berubah kondisi dari fase cair ke fase uap yang kemudian dialirkan ke evaporator, di dalam evaporator ini refrigent akan berubah keadaannya dari fase cair ke fase uap, perubahan fase ini disebabkan karena tekanan refrigent dibuat sedemikian rupa sehingga refrigent setelah melewati katup ekspansi dan melalui evaporator tekanannya menjadi sangat turun. 

 Hal ini secara praktis dapat dilakukan dengan jalan diameter pipa yang ada dievaporator relatif lebih besar jika dibandingkan dengan diameter pipa yang ada pada kondenser. 

 Dengan adanya perubahan kondisi refrigent dari fase cair ke fase uap maka untuk merubahnya dari fase cair ke refrigent fase uap maka proses ini membutuhkan energi yaitu energi penguapan, dalam hal ini energi yang dipergunakan adalah energi yang berada di dalam substansi yang akan didinginkan. 

 Dengan diambilnya energi yang diambil dalam substansi yang akan didinginkan maka enthalpi [*] substansi yang akan didinginkan akan menjadi turun, dengan turunnya enthalpi maka temperatur dari substansi yang akan didinginkan akan menjadi turun. Proses ini akan berubah terus-menerus sampai terjadi pendinginan yang sesuai dengan keinginan. 

 Dengan adanya mesin pendingin listrik ini maka untuk mendinginkan atau menurunkan temperatur suatu substansi dapat dengan mudah dilakukan. 

 Perlu diketahui : Kunci utama dari AC adalah refrigerant, yang umumnya adalah fluorocarbon 
[**], yang mengalir dalam sistem, menjadi cairan dan melepaskan panas saat dipompa (diberi tekanan), dan menjadi gas dan menyerap panas ketika tekanan dikurangi. Mekanisme berubahnya refrigerant menjadi cairan lalu gas dengan memberi atau mengurangi tekanan terbagi mejadi dua area: sebuah penyaring udara, kipas, dan cooling coil (kumparan pendingin) yang ada pada sisi ruangan dan sebuah kompresor (pompa), condenser coil (kumparan penukar panas), dan kipas pada jendela luar. Udara panas dari ruangan melewati filter, menuju ke cooling coil yang berisi cairan refrigerant yang dingin, sehingga udara menjadi dingin, lalu melalui teralis/kisi-kisi kembali ke dalam ruangan. Pada kompresor, gas refrigerant dari cooling coil lalu dipanaskan dengan cara pengompresan. Pada condenser coil, refrigerant melepaskan panas dan menjadi cairan, yang tersirkulasi kembali ke cooling coil. Sebuah thermostat 

[***] mengontrol motor kompresor untuk mengatur suhu ruangan. 

 [*] Entalphi adalah istilah dalam termodinamika yang menyatakan jumlah energi internal dari suatu sistem termodinamika ditambah energi yang digunakan untuk melakukan kerja.

 [**] Fluorocarbon adalah senyawa organik yang mengandung 1 atau lebih atom Fluorine. Lebih dari 100 fluorocarbon yang telah ditemukan. Kelompok Freon dari fluorocarbon terdiri dari Freon-11 (CCl3F) yang digunakan sebagai bahan aerosol, dan Freon-12 (CCl2F2), umumnya digunakan sebagai bahan refrigerant. Saat ini, freon dianggap sebagai salah satu penyebab lapisan Ozon Bumi menajdi lubang dan menyebabkan sinar UV masuk. Walaupun, hal tersebut belum terbukti sepenuhnya, produksi fluorocarbon mulai dikurangi. 

 [***] Thermostat pada AC beroperasi dengan menggunakan lempeng bimetal yang peka terhadap perubahan suhu ruangan. Lempeng ini terbuat dari 2 metal yang memiliki koefisien pemuaian yang berbeda. Ketika temperatur naik, metal terluar memuai lebih dahulu, sehingga lempeng membengkok dan akhirnya menyentuh sirkuit listrik yang menyebabkan motor AC aktif/jalan.

Seputar AC inverter




Saya kebetulan google ttg ‘AC Inverter’ dan mendarat di sini. 
Agak sedikit terusik dengan pengalaman Pak Guntur dengan AC inverter.
 Kebetulan saya sendiri punya usaha yang bergerak dibidang elektronik dan khususnya AC.
 Di rumah saya pun sudah menggunakan 2 buah AC inverter selama 3 tahun lebih (dugaan saya merk yang sama dengan initial P).
 AC 1.5pk untuk kamar tidur utama dan 1pk untuk kamar tidur anak.
 Selama ini performanya memang seperti yang diharapkan atau di-iklan-kan, lebih cepat dingin dan tagihan listrik turun cukup signifikan.
 Dan ini juga yang meyakinkan saya untuk encourage konsumen untuk memilih AC inverter untuk digunakan di kamar tidur. 

 Memang teknologi inverter masih relatif baru untuk AC.
 Paling, baru 6 tahun beredar di Indonesia. 
Edukasi tentang AC inverter lewat media massa lebih berbau marketing, ketimbang ulasan plus minusnya AC inverter itu sendiri.
 Kalau boleh saya izin sharing sedikit tentang AC inverter, yang mana mungkin bisa menjadi input buat Pak Guntur atau para pembaca yang lain. 

 Yang pertama harus diluruskan adalah pipa khusus AC inverter sebenarnya salah kaprah. 
Lebih tepatnya, sistem AC yang menggunakan refrigerant (freon) R410A, diwajibkan oleh produsen AC untuk menggunakan standard material pipa tembaga dengan ketebalan d=0.61mm.
 Kebetulan saat ini semua AC inverter branded (kecuali Daikin seri FTKD) menggunakan refrigerant R410A.
 Sementara AC non inverter masih menggunakan R22 yang sudah dikurangi penggunaannya secara bertahap dalam kaitannya dapat merusak lapisan ozon.
 Konvensi PBB menetapkan R22 akan stop diproduksi hingga tahun 2030 nanti. 

 Karakteristik R410A sebagai refrigerant dalam sistem AC, bekerja pada tekanan yang hampir 2x lebih tinggi dari R22, sehingga butuh spec dinding pipa yang lebih tebal. 
Tekanan R22 paling rendah di dalam instalasi pipa AC nya berkisar 70-80 psi. 
Tekanan R410A paling rendah di dalam instalasi pipa AC nya berkisar 120-130 psi
. Sebagai pembanding tekanan ban mobil 30-an psi Untuk itu beberapa merk pipa AC yang sering direkomendasikan misalnya Hoda, Saeki atau Tateyama sesuai dengan kebutuhan R410A. Atau dengan produk pipa tembaga Australia merk Kembla atau Crane Enfield tentu lebih baik lagi. 

 Refrigerant R410A ini juga bekerja dengan lubricant/pelumas khusus (ester based) yang tidak boleh kontak dengan udara atau tercampur oli ex R22 (instalasi lama), agar fungsi pelumasan pada kompresor bekerja dengan baik (kompresor tidak macet/tersendat-sendat).
 

Untuk itu, saat pemasangan unit AC, instalasi pipanya wajib di vacuum.
 Pengetahuan dan pengalaman teknisi dalam instalasi unit AC nya sangat menentukan performa AC nya. 

 Yang kedua, tentang AC inverter dan AC konvensional
. 90% orang yang mengganti AC lamanya dengan AC inverter akan mengatakan AC inverter tidak sedingin AC lamanya. Dan memang demikian kenyataannya.
 Dengan AC konvensional, jika suhu remote di set 25′C, dinginnya tidak stabil. Kadang cukup memadai dinginnya, kadang kurang dingin. Sehingga umumnya remote di set 22′C atau 23′C, agar dinginnya lebih stabil. Bila diukur dengan thermometer ruangan, suhu yang terjadi di dalam kamar paling berkisar 24-25′C dan semakin menjelang pagi dimana suhu udara di luar rumah sudah lebih dingin, maka suhu di dalam kamar semakin mendekati 22′C atau bahkan melampaui hingga 21′C.
 Dengan setting remote pada 22′C hampir dipastikan kompresor di outdoor unit sangat sedikit beristirahat. Sehingga tagihan listrik bisa diasumsikan = lamanya AC dinyalakan x daya kompresor x TDL AC inverter cukup di setting 24′C atau 25′C. Pada suhu ini, umumnya dinginnya terasa pas tidak berlebihan. Apapun yang terjadi, misalnya diluar tiba-tiba hujan lebat, 

AC inverter dengan regulasinya berusaha mengunci suhu yang terjadi di dalam ruangan tetap pada 24 atau 25′C sesuai setting pada remote. Sebagai kompensasinya, ia menurunkan daya listriknya. Disini letak hemat tagihan listriknya. 

 Namun jika mau memaksakan agar AC inverter bekerja layaknya AC konvensional, tidak perlu menurunkan daya, selalu bekerja full power, maka ini bisa diakali dengan setting remote pada suhu terendah 16′C, yang mana suhu tersebut tidak akan pernah bisa dicapai oleh AC, sehingga inverter tidak akan berfungsi. Jadi sebenarnya perlu ada penyesuaian dari pemakainya bila hendak menggunakan AC inverter, misalnya tidak perlu lagi selimut yang tebal untuk tidur. Tidak perlu lagi baju piyama lengan panjang dan celana panjang.
Dengan AC inverter, saya bangun pagi tidak pernah merasa kedinginan.
 Memang diawal saya harus beradaptasi dulu, tapi sekarang sudah terbiasa. 

Semoga bermanfaat.. 

 Sedikit tambahan informasi : korelasi antara tekanan refrigerant R410A, kapasitas pendinginan dan konsumsi listrik. 
Tekanan R410A yang diukur (pada suction kompresor) :
120 psi identik dengan 4.9 ‘C
130 psi –> 7.2 ‘C
140 psi –> 9.6 ‘C
150 psi –> 11.8 ‘C
Dengan instalasi pipa AC yang pendek dan tidak berliku-liku, suhu di atas bisa diasumsikan sebagai suhu refrigerant di dalam evaporator indoor AC.


Bahasa sederhananya, tekanan freon menentukan suhu evaporatornya.
 Yg sebenarnya terjadi di dalam evaporator adalah freon cair mendidih menjadi freon gas pada suhu dan tekanan seperti di atas.
 Seperti halnya air yang dipanaskan (menyerap panas) dan mendidih pada suhu 100′C pada tekanan 1 bar (tekanan udara pada sea level).
 Tapi di gunung/dataran tinggi, tekanan udara lebih kecil dari 1 bar, sehingga air pun mendidih pada suhu

AC Daikin VRV 4 dan keunggulannya..


Menyambung ulasan kami terdahulu tentang AC Daikin VRV 4, kali ini kami akan memperjelas tentang keunggulan produk AC Daikin VRV iv generasi terbaru. 

 Daikin VRV IV merupakan produk yang diciptakan untuk menjawab kebutuhan akan AC yang hemat listrik. Selain hemat listrik, berikut beberapa keunggulannya diantaranya: 

1.  Daikin VRV 4 memiliki pipa yang lebih panjang, individual/centralized control, linear capacity control sehingga sangat cocok untuk bangunan komersial bertingkat rendah seperti rumah mewah hingga bangunan bertingkat tinggi seperti apartemen, hotel dan perkantoran. 

2. Daikin VRV IV tampak lebih ringkas, yang semula terdiri dari dua modul, kini menjadi satu modul. Bobotnya pun lebih ringan, dari yang semula 405 kg menjadi 285 kg, 43% lebih kecil dari AC Daikin VRV III. 

3. Daikin VRV IV lebih hemat listrik dan kapasitasnya bisa diperbesar hingga 60Pk dalam satu sistem. Selain itu, meski AC sentral, namun suhunya bisa disesuaikan sesuai kebutuhan per ruangan.1 

4. Untuk sistem kontrol terpusat, Daikin memperkenalkan ITM (Intelligent Touch Manager) baru yang punya kecepatan tinggi dengan menggunakan layar sentuh yang dapat mengontrol tidak hanya AC Daikin saja, tapi peralatan servis gedung lain seperti lift, fan dan pompa. 

Dengan segala keunggulan yang disematkan pada VRV IV ini, Daikin membanderol harga 5% lebih mahal dari VRV generasi sebelumnya… 

 “VRV IV adalah satu produk yang telah lama ditunggu oleh pelanggan di Indonesia sejak VRV III diluncurkan enam tahun lalu. Daikin memerlukan waktu yang lebih lama untuk mengembangkan generasi yang terbaru ini karena pengujian yang sangat ketat sekali yang dilakukan secara global. Kami bisa bilang harganya sangat kompetitif, soal berapanya sangat tergantung kapasitasnya,”. Ujar Isao Tsumura, Presiden Direktur PT Daikin Airconditioning Indonesia (SWA)

Comments system